Alfian Septa Utama

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 1 Malang.
ABSTRAK
Utama, Alfian Septa. 2010. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Sejarah di SMP Negeri 1 Malang. Skripsi, Jurusan Sejarah Program Studi S1 Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Malikhah Towaf, M.A, Ph.D.

Kata Kunci:perpustakaan sekolah, sumber belajar, pembelajaran sejarah.
Dalam proses pembelajaran ada beberapa hal yang saling berkaitan yaitu guru, siswa, materi pelajaran, metode pembelajaran, serta pemanfaatan sumber belajar, termasuk pula dalam pembelajaran sejarah. Di lingkungan sekolah memang terdapat berbagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun guru dalam proses pembelajaran, salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah perpustakaan sekolah. Dalam belajar sejarah salah satu hal penting guna menunjang proses pembelajaran sejarah adalah ketersediaan sumber sejarah, dalam hal ini adalah buku-buku sejarah atau sumber lain yang tersedia di perpustakaan sekolah yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sejarah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah koleksi perpustakaan untuk mata pelajaran sejarah di perpustakaan SMP Negeri 1 Malang? (2) bagaimanakah pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sejarah di SMP Negeri 1 Malang? (3) bagaimanakah hambatan yang terjadi dari pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sejarah di SMP Negeri 1 Malang? (4) bagaimanakah cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi hambatan yang terjadi dari pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sejarah di SMP Negeri 1 Malang?
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket yang digunakan sebagai alat bantu penelitian dalam memperoleh data yang berasal dari siswa. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Kemudian pengecekan keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran IPS sejarah, koleksi bahan berupa buku berjumlah 1.217 eksemplar dari jumlah keseluruhan buku di perpustakaan sekolah 15.434 eksemplar, terdiri buku mata pelajaran pokok dan buku penunjang serta ensiklopedi. Koleksi non buku berjumlah 62 buah dari jumlah keseluruhan 201 buah, terdiri dari peta, globe, dan VCD pembelajaran. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sejarah oleh guru dan siswa masih kurang dikarenakan jarang berkunjung ke perpustakaan sekolah untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Pemanfaatan koleksi perpustakaan yang paling banyak berupa koleksi bahan pustaka atau buku, sedangkan pemanfaatan koleksi non pustaka terhambat karena keterbatasan jumlah ataupun jenis koleksinya. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar mata pelajaran sejarah ini berupa pemberian lembar tugas siswa baik secara individu ataupun kelompok dari guru yang dalam penyelesaian tugas tersebut siswa diberi kebebasan untuk mencari sumber atau referensi untuk mengerjakan tugas tersebut, termasuk memanfaatkan koleksi perpustakaan sekolah.
Hambatan yang terjadi dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran sejarah adalah kurangnya koleksi perpustakaan sekolah untuk mata pelajaran IPS sejarah, fasilitas perpustakaan yang masih memerlukan penambahan, kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah, serta kurangnya faktor sumber daya manusia yang mendukung, baik dari petugas perpustakaan dan guru sejarah . Cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi hambatan tersebut ada dua kategori. Pertama adalah cara-cara yang sudah ditempuh yaitu menambah koleksi buku perpustakaan sekolah dengan pembelian secara bertahap, memperbaiki kualitas sumber daya manusia baik dari petugas perpustakaan maupun guru sejarah. kedua adalah cara-cara yang belum terlaksana dan masih menjadi program selanjutnya adalah penambahan fasilitas perpustakaan sekolah, dan akan menghadirkan sebuah perpustakaan sekolah yang berbasis penerapan teknologi komputer serta pihak sekolah juga memerlukan program khusus untuk lebih mendekatkan perpustakaan sekolah dengan warga sekolah pada umumnya.
Berdasarkan kesimpulan maka disarankan kepada pihak sekolah melalui kepala sekolah sebagai pimpinan hendaknya terus berusaha sebaik mungkin dalam usaha menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran di sekolah bagi siswa dan guru termasuk fasilitas belajar yang tersedia di perpustakaan sekolah.