Departemen Sejarah FIS UM menggelar kegiatan short course bertajuk “Decolonizing Environmental History in Southeast Asia” pada Rabu (6/9/2023). Kegiatan yang diadakan di laboratorium museologi sejarah ini diikuti oleh lebih dari 30 peserta dengan tiga narasumber utama.

Prof. Dr. Amelia Polonia dari Universitas do Porto, Portugal, sebagai narasumber pertama membahas sejarah lingkungan dari kacamata sejarah global. Berbekal pengalaman dan pengetahuannya, Prof. Amelia Polonia menggambarkan keterkaitan erat antara peristiwa sejarah global dengan lingkungan hidup. Keterkaitan erat antara peristiwa sejarah global dengan lingkungan hidup yang dijelaskan mengacu pada bagaimana peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di tingkat global, seperti perang, revolusi industri, kolonialisme, dan peristiwa lainnya, memiliki dampak signifikan pada lingkungan alamiah dan manusia di berbagai wilayah di seluruh dunia.

Narasumber kedua adalah Fernando A. Santiago, JR., Ph.D., dari Universitas De La Salle, Filipina. Dalam sesinya yang informatif, Santiago mengevaluasi program reformasi Agraria yang dilakukan oleh Presiden Ramon Magsaysay di Filipina pada tahun 1950. Dalam pemaparannya, Ia menggarisbawahi bagaimana kebijakan reformasi agraria pada saat itu berdampak pada lingkungan alam dan kehidupan masyarakat disana.

Adapun narasumber ketiga adalah Dr. R. Reza Hudiyanto, M.Hum, dari Universitas Negeri Malang. Dr. Reza Hudiyanto membahas transformasi pemerintahan kampung dari era kolonial hingga Orde Baru. Dalam sesinya, Ia memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana pemerintahan setempat berubah seiring berjalannya waktu dan bagaimana hal ini mempengaruhi lingkungan serta kehidupan masyarakat.

Tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, short course ini juga menjadi wadah diskusi bagi para peserta bersama dengan narasumber untuk saling bertukar gagasan dan ide pemikiran seputar hasil penelitian, yang tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Dalam diskusi ini, mahasiswa juga dapat mengambil banyak insight yang dapat mendorong mereka menggali ide-ide baru untuk penelitian mereka di masa mendatang.

“Acara yang digelar Departemen Sejarah selama beberapa hari ini menarik sekali, apalagi pembicaranya dari luar negeri pula. Itulah yang membuat saya dan teman-teman semangat karena dari sini saya belajar banyak hal mengenai tema-tema yang mungkin tidak saya dapat dari pembelajaran kuliah biasanya,” ungkap salah satu peserta. (ISM)