Malang – Peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pemetaan risiko bencana erupsi Gunung Semeru pada periode tahun 2021-2022. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik Semeru serta untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di sekitar wilayah terdampak.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc, Ph.D, melakukan penelitian dengan memanfaatkan teknologi pemodelan geospasial terkini yang dikombinasikan dengan data dari observasi lapangan dan citra satelit. Pemetaan ini didasarkan pada data historis erupsi Gunung Semeru, yang telah beberapa kali mengalami letusan besar dalam beberapa dekade terakhir. Erupsi terbaru yang terjadi pada Desember 2021 menimbulkan kerusakan yang signifikan, terutama di wilayah Lumajang, dengan korban jiwa dan ribuan warga yang terpaksa mengungsi.

Hasil penelitian ini menghasilkan peta risiko erupsi yang tidak hanya menyoroti wilayah-wilayah yang selama ini sudah dikenal berbahaya, tetapi juga mengidentifikasi zona risiko baru yang sebelumnya belum terpetakan secara akurat.

“Peta ini akan menjadi alat yang sangat penting bagi pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga masyarakat di sekitar Gunung Semeru. Dengan adanya peta ini, strategi mitigasi bencana dapat lebih terarah dan efektif,” ungkap Syamsul Bachri, S.Si, M.Sc, Ph.D.

Selain memetakan wilayah risiko, penelitian ini juga memfokuskan pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Semeru. Dimana aspek-aspek ini seringkali terabaikan dalam kajian risiko bencana. Penelitian ini juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat, yang berperan dalam menyediakan data dan informasi yang akurat mengenai kondisi wilayah. Melalui pendekatan ini, peneliti berharap masyarakat dapat lebih memahami risiko yang mereka hadapi dan siap mengambil tindakan yang tepat jika terjadi erupsi.

Dengan adanya pemetaan risiko yang lebih rinci dan komprehensif, diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat lebih siap dalam menghadapi potensi erupsi di masa mendatang, sehingga dapat meminimalkan dampak buruk yang ditimbulkan.