Sita VB & R.Raben. 2011. Antara Daerah dan Negara: Indonesia Tahun 1950-an. Pembongkaran Narasi
Besar Integrasi Bangsa
. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 350 hlm. Soft cover

Sentralisasi dan Desentralisasi dengan Integrasi Bangsa

Ratna Mufidah1

 

Dalam buku yang berjudul Antara Daerah dan Negara
Indonesia Tahun 1950-an
ini banyak dijelaskan
mengenai bagaimana perjuangan masyarakat Indonesia pada tahun 1950-an yang ada
di daerah-daerah luar pulau jawa yang menginginkan adanya negara federasi di Indonesia.
Mereka menginginkan terbentuknya negara federasi dengan haraapan setiap daerah
yang ada di luar jawa bisa dijadikan sebuah negara bagian sehingga bisa
mengatur rumah tangganya (otonomi) sendiri tanpa adanya campur tangan dari
pusat (Jakarta). Mereka menilai kebijakan pemerintah pada saat itu tidak adil
terhadap daerah-daerah yang ada di luar pulau jawa, yang mengakibatkan
ketidakseimbangan hubungan antara pusat dan daerah terutama dengan daerah yang
berada di luar pulau jawa. Mulai dari sistem ekonomi, hubungan luar negeri,
serta perkembangan militer yang ada di beberapa daerah di Indonesia.

Dalam buku ini juga banyak dikemukakan tentang perjuangan rakyat Sumatera yang
merupakan kelompok masyarakat yang paling kukuh pendiriannya untuk mendirikan sebuah
negara Indonesia sebagai sebuah negara federasi dengan menjadikan daerah
sumatera sebagai negara bagian dari Indonesia. Jika berbicara tentang otonomi
daerah pada tahun 1950-an yang merupakan masa kepemimpinan Soekarno dan juga
Soeharto, pada masa itu pemerintah menggunakan sistem sentralisasi, jadi semua
kewenangan termasuk tentang daerah ada di tangan pemerintah pusat. Padahal
antar daerah satu dengan daerah yang lain memiliki kultur dan ciri yang
berbeda-beda yang kesemuanya dipahami dan yang paling mengerti tentang kondisi
daerah masing-masing adalah masyarakatnya sendiri. Jadi pemerintah hanya boleh
mnegatur tentang beberapayang tidak menyangkut masalah yang menjadi pribadi
atau pun kekhasan dari daerah tersebut.

Buku ini cukup menarik untuk dibaca karena buku ini memberi banyak sekali wawasan
tentang perkembangan daerah-daerah di Indonesia khususnya pada tahun 1950-an
yang tidak banyak dibahas atau diulas dalam beberapa dekade akhir ini yang seolah-olah banyak tertutupi oleh
suatu rezim. Mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam perjuangan rakyat
Indonesia di beberapa daerah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara
federasi, sebenarnya perjuangan mereka adalah untuk suatu otonomi bagi
daerahnya masing-masing,bukan karena antara jawa dan luar jawa yang berbeda
daratan sehingga agar lebih mudah untuk mengatur segala sesuatunya mengenai
pemerintahan. Maka dengan membaca buku ini kita menjadi tahu banyak fakta
tentang sejarah Indonesia pada tahun 1950-an yang mungkin selama ini jarang dimunculkan
mengenai masalah tersebut. Selama ini yang sering dibahas mengenai otonomi
daerah kebanyakan mengeai perbandingan otonomi daerah pada masa orde baru
dengan masa reformasi sekarang ini. Terbukti dengan adanya Undang-undang
mengenai otonomi daerah yaitu Undang-Undang No. 5 tahun 1974 dan Undang-undang
yang baru yaitu Undang-undang No. 32 Tahun 2004. Akhir-akhir ini yang sering
menjadi pembicaraan jika membicarakan masalah otonomi adalah perbandingan
masalah kedua undang-undang tersebut, bukan sejarahnya bagaimana rakyat
Indonesia memperjuangkan agar diberikan keleluasaan untuk mengatur daerahnya
dengan adanya otonomi daerah.

Mengenai bahasan yang ada dalam buku, buku ini banyak mengulas tentang sejarah tentang
gerakan-gerakan yang ada di Sumatera sedangkan tentang daerah yang lain kurang
begitu ditonjolkan. Selain itu, buku ini terkesan berlarut-larut dalam
pembahasannya sehingga menggambarkan bahwa Indonesia masih belum bisa lepas dan
masih terkungkung oleh masa lalu bangsa Indonesia yang memang patut dijadikan
contoh bagi generasi sekarang, yaitu tentang perjuangannya dan rasa
nasionalisme terhadap bangsa. Selain dengan pembahasannya yang mendalam, memang
bagus untuk mengetahui sesuatu secara detail, tetapi dengan pembahasan yang
seperti itu kadang bisa memunculkan rasa primordialisme terhadap daerah para
pembaca jika tidak pintar-pintar menyaringnya.

Buku ini layak dibaca bagi para pelajar maupun mahasiswa dan generasi muda Indonesia
sekarang ini, agar lebih bisa mengenal bangsa dan negaranya yang dibangun oleh
para pejuang-pejuangnya. Selain itu, para politisi maupun para pejabat yang
duduk dalam pemerintahan juga patut untuk membaca buku ini untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan adil bagi seluruh masyarakatnya.
Dan pemerintah bersama masyarakat bisa membangun rasa persatuan dan kesatuan
antar mereka agar tidak terjadi disintegrasi karena adanya otonomi daerah yang
seolah-olah membuat setiap daerah bersaing dengan daerah lainnya yang ada di
Indonesia.