Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam baik mulai dari agama, ras, etnis serta budaya. Perbedaan ini menjadikan masyarakat Indonesia terbagi-bagi berdasarkan kelompok-kelompok sosial tertentu. Hal tersebut bisa berdampak positif maupun negatif bagi Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI). Keberagaman tersebut membuat Indonesia penuh corak warna, namun juga membuat rentan persatuan dan kesatuan dengan adanya perpecahan antar kelompok. Maka dari itu perlu adanya matakuliah multi budaya agar NKRI tetap utuh.

Pada Hari Jumat 7 September 2018, Mahasiswa/i Prodi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Angkatan 2016, mengikuti perkuliahan yang tidak biasa. Prodi Pendidikan IPS kedatangan tamu dosen luar kampus Universitas Negeri Malang, yaitu Miss Christine Edith Pheeney, M.Ed., B.Ed., B.Teach., Dip ComDev. Kedatangan beliau adalah untuk memberikan perkuliah (Guest Lecture) pada matakuliah Multikulturalisme. Beliau adalah dosen dari Charles Darwin University, kelahiran Sydney-Australia. Beliau tinggal di Indonesia kurang lebih sudah sekitar 14 tahun lamanya.

Pada awalnya kedatangan beliau ke Indonesia adalah untuk misi kemanusiaan. Beliau mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan anak-anak di Aceh pada masa genting karena adanya gerakan seperatis GAM. Selain mengajar beliau juga melakukan penelitian di beberapa tempat di Indonesia dalam bidang budaya serta nilai-nilai “Bhineka Tunggal Ika” dan Pancasila. Beliau juga pernah menyelenggarakan acara bertajuk “Pasar Budaya” di Kota Bandung bekerja sama dengan Jurusan Sosiologi, Manajemen Resort and Leisure dan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia. Acara tersebut menampilkan berbagai pertunjukan kebudayaan, kesenian dan kearifan lokal dari setiap daerah di Indonesia. Agung Wiradimadja, M.Pd. salah seorang dosen Prodi Pendidikan IPS Universitas Negeri Malang, mengungkapkan mengundang Miss Christine sebagai guest lecture dalam matakuliah Multikulturalisme adalah hal tepat, walaupun ia bukan warganegara Indonesia, namun ia sudah mempelajari dan sangat memahami berbagai kebudayaan di Indonesia.

Perkuliahan guest lecture diselenggarakan di ruang 208 (Laboratorium Pendidikan IPS) Gedung I1. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Tujuan Prodi Pendidikan IPS mengundang Miss Christine dalam kegiatan guest lecture ini adalah untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran multikultural, pengalaman pengamalan nilai-nilai pancasila, semangat bhineka tunggal ika, memperdalami konsep empati dalam berinteraksi dengan orang yang berbeda latar belakang agama, ras, etnis dan budaya. Perkuliahan ini juga memberikan pengalaman yang berbeda kepada para mahasiswa/i karena mereka belajar dengan dosen dari luar negeri. Agung Wiradimadja, M.Pd. menambahkan kegiatan guest lecture ini juga dimaksudkan agar mahasiswa berkeinginan untuk melanjutkan studinya sampai keluar negeri. Harapan besarnya ialah Universitas Negeri Malang, khususnya Prodi Pendidikan IPS dapat menjalin kerjasama yang luas dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri dalam perkuliahan.

Zaki Agusnurwandi adalah salah seorang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan guest lecture. Ia menuturkan ”Setelah saya mengikuti pekuliahan guest lecture dengan miss Christine Pheeney, saya merasa diingatkan bahwa sesungguhnya orang Indonesia memiliki kearifan lokal yang sangat berharga, yaitu gotong-royong. Namun sayangnya, gotong-royong ini sekarang sudah mulai pudar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini memotivasi saya untuk menghilangkan ego saya dalam berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda kebudayaan dengan saya. Apa lagi saya saat ini sebagai pendatang di Kota Malang, yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda dengan orang Jawa. Saya berusaha menghilangkan penilaian orang lain berdasarkan kebudayaan yang saya miliki. Jika disini saya menemui masalah atau kesulitan, siapa lagi yang akan saya mintai bantuan jika bukan orang di sekitas tempat tinggal saya sekarang.”

Mahasiswi lainnya ialah Delphine Jasmine menuturkan: “Miss Christine Pheeney membawakan pembelajaran secara konstektual, sehingga membuat kami mudah mencerna perkuliahan, dengan adanya contoh-contoh dalam kehidupan nyata masyarakat Indonesia yang dikaitkan dengan materi pelajaran. Saya mengagumi miss Christine karena beliau memiliki pemikiran yang terbuka kepada orang yang memiliki latar belakang etnis dan budaya dengan beliau.”