PENERAPAN ‘ASAS TRIKON’ KI HADJAR DEWANTARA DALAM MENINGKATKAN KOLABORASI KELOMPOK UNTUK MEMBANGUN KOMITMEN POLITIK MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PENDIDIKAN POLITIK BERBASIS LESSON STUDY

Suparlan Al Hakim

Jurusan HKn, FIS Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang

Abstrak: Problematik yang muncul dalam perpolitikan di indonesia dewasa ini adalah komitmen politik bangsa (mahasiswa) terhadap NKRI nampak melemah. Hal ini disebabkan karea kesadaran politik bangsa ini mulai menurun terutama dalam menatap makna simbol-simbol identitas nasional sebagai landasana pendidikan politik relatif kurang. Keadaan demikian tidak bisa dibiarkan. Komitmen bangsa (mahasiswa) Indonesia harus dirajut dan dibangun kembali demi tegaknya NKRI. Tulisan ini bermaksud untk memadukan kinerja pembelajaran yang diintrodusir dari bangsa lain (Jepang) dalam bentuk kegiatan Lesson Study dengan model pembelajaran karya besar Ki Hadjar Dewantara (bapak pendidikan Indonesia), yang salah satunya adalah ‘asas trikon’, yang dalam konteks ini diaplikasikan dalam perkuliahan pendidikan politik. Materi yang digunakan adalah membangun komitmen politik mahasiswa sebagai wujud sikap setia terhadap simbol-simbol identitas nasional sebagai landasan pendidikan politik di Indonesia. Langkah pembelajaran dikemas dengan memperhatikan tahapan lesson study, yakni plan, do, dan see. Pembelajaran dilaksanakan dalam 3 (tiga) putaran (siklus) yang setiap putaran meliputi tiga langkah kegiatan, yakni ‘plan’, ‘do’, dan ‘see’. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, resitasi, dan diskusi. Aplikasi metode dikemas dengan menggunakan azas trikon Ki Hadjar Dewantara, yaitu konsentrasi, kontinuitas, dan konvergensi. Pada tahapan ‘plan’, nampak cukup lama dalam memposisikan dan menerjemahkan ‘asas trikon’ (konsentris, kontinuitas, dan konvergensi) Ki Hadjar serta menuangkannya ke dalam step by step langkah pembelajaran. Pada tahap ‘do’ dalam bentuk open class, kiranya tidak banyak menemukan kendala karena skenario pembelajaran telah secara jelas dicantumkan di dalam rancangan perkuliahan. Hanya karena belum terbiasa pembelajaran nampak kurang alami, terutama ketika mahasiswa dan dosen mengetahui bahwa kegiatannya direkam. Namun demikian secara umum pembelajaran cukup berhasil, mahasiswa mampu mengekspresikan hasil rumusan komitmen politik (terutama dalam tahapan konvergensi) secara kelompok dengan baik dan alami. Pada tahapan ‘see’ dilakukan refleksi dengan mendiskusikan beberapa persoalan perkuliahan terutama bagaimana menampilkan kesan supaya pembelajaran nampak alami.

Kata kunci: asas trikon, komitmen publik, pendidikan politik, lesson study.

Makalah disajikan dalam Seminar Lesson Study, UM, 27 November 2013, ISBN 978-602-9461-62-6